Jumat, 29 Mei 2015

Sekilas Tentang Suku Gayo

Suku Gayo adalah masyarakat yang mendiami dataran tinggi provinsi Aceh. Secara teritorial daerah yang di diami oleh Suku Gayo terbagi dalam 5 wilayah, yaitu: 1. Gayo Alas, 2. Gayo Blang, 3. Gayo Deret, 4. Gayo Lukup, dan 5. Gayo lut.
Sampai sekarang asal usul Suku Gayo ini menjadi pertanyaan bagi sebagian besar masyarakat Aceh dan Gayo. Beberapa narasumber yang saya temui memiliki pendapat yang berbeda-beda. Menurut seorang Prof Dr Burhanuddin bahwa kata Gayo dalam bahasa Melayu berarti “Indah”, Kata ini hanya diungkapkan/dilontarkan pada saat-saat upacara tertentu saja.
Dari sekian banyak tulisan yang saya baca mengenai Gayo, ada yang menyampaikan secara turun temurun (kekeberen/dongeng) kata Gayo berasal dari kata “Garib “ atau “Gaib”. Hal ini dihubungkan dengan kisah kerajaan Gayo (LINGE). Ada lagi yang menghubungkan kata Gayo dengan “dagraion” berasal dari kata “drang- gayu “, yang artinya orang Gayo. Dan ada juga menyebut dengan sebutan "Pegayon", yang artinya mata air jernih.
Dari hasil seminar tentang asal-usul suku Gayo, yang diadakan pemerintah kab.Gayo Lues, di Gayo Lues (Gayo Blang) secara umum dikatakan bahwa leluhur suku Gayo berasal dari Asia, yaitu: Tionghoa bagian selatan, tepatnya daerah Yunan Utara dari lembah hulu sungai Yang Tze Kig. Mereka bermigrasi ke selatan memasuki daerah Hindia Belakang (Vietnam). Suku Gayo adalah pecahan dari bangsa Melayu yang merupakan rumpun bangsa Austronesia yang termasuk ras Melayu Mongoloid. Mereka bermigrasi ke Indonesia pada tahun 2000 SM - 2500 SM. Kelompok ini disebut Proto Melayu (Baca: Melayu Tua). Leluhur Suku Gayo masuk ke Indonesia melalui Semenanjung Melayu. Mereka masuk ke Sumatra dan membawa kebudayaan Neolithikum. Mereka masuk ke Tanah Gayo melalui dua jalur. Yaitu:
1. Melalui muara sungai peusangan yang berhulu ke danau Laut Tawar. Sehingga mereka disebut pegayon (mata air jernih). Hal ini dapat kita lihat dari hasil penelitian Madya Bidang Prasejarah Balai Arkeologi Medan yang menemukan adanya sebuah kehidupan manusia purba di Ceruk Mendale dan Loyang Putri Pukes. Proses hunian telah berlangsung di kawasan itu sejak periode mesolitik, 3.580 tahun yang lalu. Dan dalam penelitian tersebut, mereka juga menemukan kerangka manusia purba yang diyakini sebagai salah satu leluhur suku Gayo.
2. Masuk melalui jalur sungai Jambu Aye, pada tahun 300 SM, mereka disebut sebagai Melayu Muda, kelompok ini berasal dari Kincir dan Kamboja. Yang kemudian menempati wilayah peaisir, dan setelah banyaknya pedagang yang melintasi perairan selat malaka, banyak dari mereka menetap dan berdagang di wilayah pesisir yang kemudian disebut sebagai Aceh sampai sekarang ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar